Review Mockingjay Part 1 - Sinopsis dan Ulasan

Review Mockingjay Part 1 – Sinopsis dan Ulasan

  • Ide cerita
  • Plot
  • Karakter
  • Sinematografi
  • Timing
  • Efek visual
  • Penataan latar
  • Sound
  • Pesan moral
  • Logika cerita
3.6/5Overall Score
Specs
  • Produser: Nina Jacobson & John Kilik
  • Sutradara: Francis Lawrence
  • Skenario: Danny Strong & Peter Craig
  • Sinematografer: Jo Willems
  • Musik: James Newton Howard
  • Distributor: Lionsgate
  • Rilis: 21 November 2014
  • Durasi: 123 menit
Pros
  • DefaultVisualisasi semakin meyakinkan
  • Pendalaman karakter yang kuat
  • Mengandung kritik sosial
  • Penataan latar proporsional
Cons
  • Penutup yang memilukan
  • Kedangkalan dalam plot

Katniss Everdeen selamat. Ia memanah kubah arena The Hunger Games dan memicu serentetan energi dahsyat membuat permainan tersebut berakhir seketika. Kemudian, ia sadar di sebuah tempat dan mengenali beberapa orang di sana, yaitu Haymitch, Finnick, dan Plutarch. Pertanyaannya, mengapa Plutarch Heavensbee ada di situ? Di mana Peeta? Tenang, Katniss mendapat jawabannya, tetapi bukan tipe jawaban yang menenangkan. Saya hanya akan menyampaikan beberapa kata sebelum Anda menyimak review Mockingjay part 1 ini, yaitu pemberontakan akan bergolak kembali. 

Review Mockingjay Part 1 – Sinopsis Film

Katniss Everdeen berada di Distrik 13 setelah mendapat penyelamatan dari arena Quarter Quell. Distrik 13, yang sebelumnya dianggap hancur, ternyata masih ada dan menjadi markas besar pemberontakan terhadap Capitol.Presiden Alma Coin (Julianne Moore) meminta untuk menjadi simbol pemberontakan. 

Awalnya, Katniss awalnya enggan melakukan hal itu karena Alma tidak menyelamatkan Peeta. Namun, ia pun setuju setelah melihat kondisi Distrik 12 yang hancur. Maka, Katniss bekerja sama dengan Plutarch Heavensbee dan tim produksi untuk merekam pesan-pesan propaganda yang akan menginspirasi penduduk Distrik lainnya untuk bergabung dalam pemberontakan.

Di sisi lain, seluruh distrik menjadi geger saat Capitol menyiarkan wawancara dengan Peeta. Alasannya, Peeta justru menyampaikan pesan yang bertentangan dengan Katniss. Sementara Katniss menyuarakan pemberontakan, Peeta justru mengimbau agar setiap distrik menghentikan pergerakan mereka. Bahkan, Gale sempat menganggap Peeta sebagai pengkhianat karena hal itu. 

Di samping itu, ada ketegangan politik antara Katniss, yang ingin menyelamatkan Peeta dari tangan Capitol, dan Presiden Coin. Katniss setuju menjadi simbol pemberontak dengan syarat Coin harus menyelamatkan Peeta dan para peserta Hunger Games yang masih tertahan di Capitol. Sementara itu, Coin, pemimpin Distrik 13 tersebut, ingin mengendalikan pemberontakan dengan tangan besinya sendiri. 

Review Mockingjay Part 1 – Kelebihan Film

Visualisasi Semakin Meyakinkan

Baiklah, saya harus mengakui bahwa film ini berhasil menciptakan dunia distopia yang meyakinkan dan mendalam. Visualisasi Distrik 13 yang terkungkung dengan ketat dengan dinding beton yang dingin dan teknologi canggih memberikan kontras yang tajam dengan lingkungan luar yang sangat berbeda. Pemandangan Distrik 12 yang hancur dan mengenaskan juga menunjukkan efek kejam Capitol pada distrik-distrik lain. Visualisasi ini tidak hanya memperkuat kesan dalam benak penonton, tetapi juga membantu mengeksplorasi tema-tema penting dalam cerita, seperti ketidaksetaraan dan kekuasaan.

Pendalaman Karakter yang Kuat

Berikutnya, dalam film ini, kita akan mendapati betapa Jennifer Lawrence mengambil waktu untuk benar-benar mengeksplorasi sosok Katniss Everdeen. Penonton dapat melihat pertarungan batin Katniss saat dia berusaha untuk menghadapi peran barunya sebagai Mockingjay dan menjadi simbol pemberontakan. Ketegangan dalam hubungannya dengan Peeta, yang berada pada sisi Capitol, dan Gale, yang memiliki keterlibatan dalam operasi militer yang berisiko tinggi. Anda bisa menyebutnya sebagai cinta segitiga biasa, tetapi hal itu menciptakan konflik yang memperkaya karakter tersebut. Jennifer Lawrence memberikan penampilan yang kuat yang memungkinkan penonton merasakan kebingungan, keputusasaan, dan kekuatan yang dirasakan oleh Katniss.

Review Mockingjay Part 1 – Kelebihan Film

Mengandung Kritik Sosial

Keunikan dari seri The Hunger Games adalah penyampaian pesan-pesannya yang seperti puzzle yang mudah penyusunannya. Sejak awal, seri ini telah mengandung kritik sosial, tetapi intensitasnya meningkat seiring dengan perkembangan cerita dan karakternya. Singkatnya, di sini kita melihat gambaran ketidaksetaraan yang cukup ekstrem antara Distrik-distrik miskin dan Capitol yang mewah. Manipulasi media massa dan penggunaan propaganda oleh kedua belah pihak juga menjadi tema penting dalam cerita. Film ini menjadi cermin bagi realitas sosial kita di mana media, politik, dan kekuasaan dapat digunakan untuk mengendalikan dan memanipulasi masyarakat. Pastinya hal ini memberikan dimensi tambahan pada cerita dan mengundang penonton untuk merenungkan isu-isu yang relevan dalam masyarakat.

Penataan Latar Proporsional

Film ini berhasil menampilkan perbedaan yang kuat antara Distrik 13 yang tertutup dan miskin dengan kemegahan Capitol yang meriah. Pasalnya, gambaran kedua distrik tersebut menjadi simbol bagi ketimpangan keadaan yang terjadi di Panem. Tentunya, perbedaan ini sangat proporsional dan memperkuat konflik dalam cerita. Di sisi lain desain produksi yang kreatif menunjukkan bagaimana Distrik 13 bersembunyi di bawah tanah untuk menghindari pendeteksian oleh Capitol. Akibatnya, kita akan merasakan ketegangan yang kuat dan memberikan pandangan yang lebih dalam tentang perbedaan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.

Review Mockingjay Part 1 – Kelemahan  Film

Penutup yang Memilukan

Saat menonton ulang film ini, adegan akhirnya “masih” saja mengganggu saya. Padahal, saya telah mempersiapkan diri sebelumnya karena tahu betul akan adanya adegan itu. Namun, efeknya masih sama. Di satu sisi, saya ingin mengakuinya karena kesan kuat yang ditinggalkan oleh adegan tersebut. Akan tetapi, banyak pengamat yang menganggap penutup film ini cukup memilukan. Sebelumnya, Peeta muncul dalam tayangan propaganda Capitol dan Katniss menyadari adanya sesuatu yang salah. Saat itu, kita tidak mendapat penjelasan atau resolusi lebih lanjut, bahkan bagaimana kelanjutan dari reaksi orang-orang yang menontonnya selain kekecewaan. Kemudian, pada bagian akhir, Peeta akan membuat kita semakin bertanya-tanya apa yang telah terjadi padanya dan apa yang akan terjadi kemudian. Tetapi, tidak lebih dari itu. Seolah, kita hanya mendapatkan sebuah undangan untuk melihat kelanjutan kisah ini saja. 

Kedangkalan dalam Plot

Mockingjay Part 1 ini memiliki plot yang relatif sama lambatnya dengan film-film sebelumnya dalam seri “The Hunger Games.” Sebagian besar film berfokus pada aspek propaganda dan perang psikologis, dan beberapa penonton mungkin merasa bahwa aksi dan ketegangan yang cukup intens dari film sebelumnya kurang terasa. Meskipun film ini memberikan pendalaman karakter yang kuat, beberapa adegan dan sub-plot mungkin terasa kurang penting atau kurang dinamis dalam menggerakkan cerita utama. 

Sebenarnya, saya paling menantikan perkembangan karakter Finnick Odair dalam film ini. Oh, dia dan Johanna Mason adalah figur yang memikat saya sejak Catching Fire. Saya lega karena keduanya berada di pihak yang sama dengan tokoh utama kita dan saya lebih lega ketika keduanya juga selamat dan masih bisa saya saksikan dalam film ketiga ini. Meskipun saya merasa seharusnya lebih banyak adegan yang bisa menampung peran kedua sosok tersebut, saya cukup senang masih bisa melihat performanya di sini. Demikian review Mockingjay part 1. semoga bermanfaat dan menghibur. 

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *