The Illusionist menceritakan kisah cinta antara Eduard Abramovich atau Eisenheim (Edward Norton) dan Sophie von Teschen (Jessica Biel). Cinta yang bermula dari pertemuan sepasang remaja tersebut harus kandas karena perbedaan status. Untuk mengetahui bagaimana kelanjutan cerita dan apa saja yang menarik dari film ini, mari kita menyimak Review Film The Illusionist berikut.
Sinopis Film The Illusionist
Saat sama-sama masih belia, Eisenhelm (Edward Norton) dan Sophie Von Teschen (Jessica Biel) sebenarnya telah saling mencintai. Perbedaan status membuat mereka harus berpisah. Setelah dewasa, keduanya bertemu kembali dalam sebuah pesta yang dihadiri kaum bangsawan. Eisenhelm tampil untuk membuktikan kepiawaiannya sebagai illusionist terkenal, sedangkan Sophie hadir sebagai seorang duches sekaligus tunangan Pangeran Leopold (Rufus Sewell), tuan rumah pesta itu.
Eisenhelm melibatkan Sophie untuk membantu salah satu pertunjukannya dalam pesta tersebut. Sejak saat itu, sang Pangeran merasa cemburu. Pangeran pun mencurigai bahwa Eisenhelm memengaruhi Sophie dan keduanya tengah berencana untuk mengkhianati dirinya. Kecurigaan Pangeran semakin kuat saat agen-agennya memberi laporan yang menunjukkan indikasi serupa dari Eisenhelm dan Sophie.
Hingga pada suatu hari, Sophie ditemukan meninggal dengan luka tusukan di tubuhnya. Sang Pangeran memerintahkan Inspekur Polisi Uhl (Paul Giamatti) untuk menyelidiki penyebab atau siapa pembunuh Sophie. Inspektur Uhl mengahadapi situasi yang sulit karena Pangeran mengarahkan kecurigaannya kepada Eisenhelm, sementara menurut keterangan seorang saksi, pada malam sebelum meninggal, Sophie tampak bertengkar hebat dengan Pangeran dan pergi dalam keadaan terluka.
Ulasan Film The Illusionist
Mengambil latar di Wina sebelum tahun 1900, The Illusionist menyuguhkan perpaduan nuansa kelam dan romantis. Film yang mendasari ceritanya dari cerpen karya Steven Millhauser berjudul Eisenheim The illusinoist ini laris manis di pasaran. Tentu saja, peran Neil Burger sebagai sutradara berikut sederetan aktor papan atas juga menjadi faktor peraih kesuksesan tersebut.
Trik Pedang Excalibur
Kami yakin pembaca sekalian tidak asing dengan nama Pedang Excalibur. Konon, pedang milik Raja Arthur tersebut memiliki kekuatan ajaib. Pedang itu pula yang memberinya hak untuk menjadi raja dan memerintah Inggris kala itu. Salah satu versi dari legenda mengatakan bahwa Excalibur adalah pedang yang menancap pada sebuah batu. Tidak ada seorang pun yang dapat menariknya, kecuali orang yang pantas menjadi raja.
Dalam satu bagian film, kita menyaksikan bagaimana Eisenheim mewujudkan legenda Excalibur itu. Ia melakukannya dalam sebuah pertunjukkan yang sebenarnya cukup insidental. Mungkin, kita hanya memperhatikan sisi pembalasan yang dilakukan Eisenheim terhadap Pangeran Leopold (Rufus Sewell). Namun, secara tidak langsung, kita akan menemukan ketidaklayakan sang pangeran untuk menduduki posisi raja.
Sepanjang film, sejak awal kemunculannya, kita menemukan Pangeran Leopold sebagai orang yang angkuh. Berbagai dialog dan tanggapan tokoh-tokoh lain dalam film juga mencecerkan hal itu di mana-mana. Kami mengakui Sewell berhasil memerankan tokoh antagonis tersebut dengan sangat baik. Akan tetapi, untuk karakter seorang pangeran, sisi arogansi dan emosionalnya Leopold seolah terlalu blak-blakan.
Panggung Sulap dan Drama
Kami tidak pernah meragukan akting para pemeran tokoh utama dalam film ini. Anda bisa menyimak adegan ketika Eisenheim melakukan pertunjukan sulap memanggil arwah. Dari sisi cerita, penulis membungkus motivasi sebenarnya dari pertunjukan tersebut dengan sangat rapi. Selain itu, pertunjukan memanggil roh tersebut telah menjadikan kita (penonton film) menjadi korban yang sebenarnya dari si pesulap.
Melalui review film The Illusionist ini, ada baiknya jika kita sedikit mengetahui arti dari istilah illusionist. Ilusionis merupakan satu dari sekian banyak klasifikasi dalam seni sulap. Selain ilusionis, kita akan menemukan mentalism, sleight of hand, tricks, dan lain sebagainya. Ilusionis sendiri berarti orang yang mahir menggunakan ilusi untuk membuat sesuatu yang mustahil benar-benar terjadi.
Mari kita menyegarkan pikiran dengan menengok ke belakang saat kisah ini baru dimulai. Kisah cinta antara Eduard dan Sophie yang saat itu masih remaja mengalihkan kita dari beberapa hal. Pertama, kita menjadi lebih memperhatikan bagaimana keadaan Sophie karena statusnya sebagai bangsawan. Dengan demikian, kita tidak akan mempersoalkan bagaimana kehidupan Eduard sampai ia menjadi seorang Eisenheim.
Ilusi yang Sebenarnya
Film ini adalah panggung sebenarnya. Sejak awal ceritanya, kita telah menonton pertunjukan sulap berupa adegan-adegan yang ada. Pertunjukan utamanya adalah kisah cinta Eisenheim dan Sophie von Teschen. Kebingungan Inspektur Walter adalah hiburannya, sedangkan aksi bunuh diri Pangeran Leopold menjadi tujuan akhirnya.
Kisah cinta antara dua tokoh utama itu telah mengalihkan perhatian kita akan satu masalah penting. Masalah yang berwujud rencana perebutan tahta seorang kaisar oleh putra mahkotanya sendiri. Dengan menjadikan Sophie von Teschen sebagai miliknya kembali, Eisenheim telah menjadi seorang pahlawan. Pahlawan yang mencegah seorang tiran seperti Pangeran Leopold menjadi penguasa.
Demikian Review Film The Illusionist ini. Meskipun memiliki beberapa celah dalam peletakan plot twistnya, film ini cukup layak untuk dinikmati.