review film Immortals

Review Film Immortals: Sinopsis dan Ulasan

  • Ide Cerita
  • Cinematografi
  • Plot dan Karakter
3.2/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: Tarsem Singh
  • Pemain: Henry Cavill, Stephen Dorff, Luke Evans
  • Rilis: 2011
Pros
  • Visualisasi dan efek bagus
Cons
  • Ide cerita biasa
  • Banyak bagian dan plot yang tidak maksimal penggarapannya

Sebelum memasuki review film Immortals, kita akan sedikit membicarakan mengenai film yang rilis pada tahun 2011 ini. Sebelum menjadi Immortals, judul asli film ini adalah Dawn of War dan War of the Gods. Vlas dan Charley Parlapanides menulis naskah film ini berdasarkan kisah mitologi Yunani tentang peralihan zaman para Titans dan masa 12 Dewa.

Review Film Immortals

Sinopsis Film  Immortals

Epirus, adalah busur sakti buatan Ares sang dewa perang. Konon, Siapa saja yang memiliki busur itu akan mendapatkan kekuatan yang tak tertandingi bahkan oleh para dewa sekalipun. Untuk menggulingkan kekuasaan para dewa. Raja Hyperion (Mickey Rourke) memburu busur sakti yang terjatuh ke bumi tersebut.

Pencarian Hyperion menimbulkan kehancuran dan banyak korban jiwa di muka bumi. Salah satu yang menjadi korban kekejaman Hyperion adalah ibu dari Theseus (Henry Cavill). Theseus sendiri tidak menyadari bahwa selama ini ia mendapat pelatihan dari Zeus yang menyamar menjadi sosok orang tua. Dengan menyamar sebagai manusia, Zeus mempersiapkan Theseus untuk sebuah perang besar menghadapi Hyperion.

Theseus adalah seorang manusia biasa. Seorang pemuda desa yang semula tidak memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, tetapi Zeus justru menganggapnya berpotensi untuk menjadi pejuang yang dapat mencegah kehancuran akibat kejahatan di muka bumi.

Ketika keadaan semakin kritis, Hyperion semakin menggila. Kejahatannya pun semakin merajalela. Dewa-dewa lain dari Olympus mengulurkan tangan mereka untuk membantu perjuangan Theseus. Namun, Zeus dengan tegas melarang setiap dewa untuk ikut campur dalam urusan manusia sampai tiba pada waktunya.

Ulasan Film Immotals

Berbagai Anomali dengan Mitologi Yunani

Dalam mengawali review film Immortals ini, kami menyoroti betapa banyaknya perbedaan atau pergeseran di dalamnya. Pertama, kami tidak menemukan kesesuaian pada sosok-sosok Titan yang legendaris sebagaimana mestinya.

Dlam mitologi Yunani, Titans merupakan sosok penguasa sebelum era kepemimpinan zeus dan para dewa. Beberapa versi cerita menggambarkan Titans sebagai raksasa dengan kekuatan yang dahsyat. Selain itu, wujud mereka juga mengerikan. Sayangnya, dalam film The Immortals, kami tidak menemukan gambaran yang demikian.

Beberapa nama dari kaum Titans yang cukup terkenal adalah Kronos, Okeanos, Hiperion, Theia, Thetis, dam Folbe. Nama-nama tersebut merupakan para Titans generasi pertama. Uniknya, kita pun akan menemukan nama Hiperion di antara para Titans tersebut. Sementara itu, dalam film ini, Hyperion memiliki dendam kepada Zeus dan para dewa karena kematian istri dan anaknya.

Hal itulah yang membuat kami merasa film ini semakin ganjil dari segi cerita. Mungkin, akan lebih provokatif apabila Raja Hyperion mendapati dirinya sebagai titisan dari Hiperion sang Titan. Di samping itu, alih-alih sosok raksasa, kami malah mendapatkan sosok Titan yang cukup imut.

Para Pemeran dan Tokohnya

Tidak ada yang meragukan kemampuan akting Henry cavill dan Luke Evans. Akan tetapi, kami mengamati kurang cocoknya gestur dan karakter kedua aktor tersebut dengan tokoh yang mereka perankan. Cavill memang sosok yang kharismatik, tetapi akan lebih cocok untuk tampil sebagai sosok yang overpower daripada sekadar berwibawa.

Di sisi lain, kami merasa Evans akan lebih sempurna jika memerankan karakter Ares, tentunya dengan porsi yang lebih banyak. Dalam kisah yang cukup umum, Zeus adalah dewa yang kuat, tetapi kerap kali terbawa oleh naluri keduniaannya. Ia memang pemimpin yang kuat, tetapi tidak cukup bijak.

Masih dari kisah pada umumnya, bersama Poseidon dan Hades, Zeus mendalangi penggulingan para Titans yang notabene adalah orang tua mereka sendiri. Kedudukan antara Zeus, Poseidon, dam Hades yang sebenarnya merupakan tiga dewa terkuat itu pun tidak tereksplorasi dalam film ini. Padahal, setiap kali kisah tentang para Titans bergaung, nama dan sosok dari tiga bersaudara tersebut sangat dinantikan.

Visualisasi yang Mengagumkan

Terlepas dari kekacauan pada bagian dan alur ceritanya, Tarsem Singh mampu menyajikan tampilan visual yang memanjakan mata. Selain itu, Brendan Galvin juga menunjukkan keahliannya sebagai seorang sinematografer andal.

Kami tidak bermaksud menjadikan hal ini sebagai penghapus dari banyaknya coretan dalam sisi cerita. Akan tetapi, dalam hampir setiap adegan, The Immortals menampilkan visualisasi yang estetik dan tidak berlebihan. Tidak heran, film beranggaran 75 juta USD ini mampu meraih keuntungan hampir tiga kali biaya produksinya.

Sebelum kami menutup review film Immortals ini, kita sedikit mencermati sesi ketika Theseus harus bertarung dengan sesosok Minotaur. Selain cukup menarik, kematian minotaur di tangan Theseus mungkin adalah satu-satunya bagian yang relevan dengan mitos di Yunani.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *